Kelompok IV : 1. Mia Pratiwi
2. Mala Nopita Sari
3. Nur Kholis Majid
Semester : IV pagi
Fakultas : Sastra
Jurusan : Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Sastra Tradisional
Tugas : Syair
1.
Syair
Syair
berasal dari bahasa arab yaitu syu’ur artinya perasaan, dan kata syu’ur
berkembang menjadi syiur yang berarti juga puisi atau sajak. Orang yang menulis
syair disebut penyair. Dalam kesusastraan Indonesia, pengertian
syair berarti puisi lama yang terdiri dari empat baris perbait. Sebenarnya di
kalangan bangsa Arab jahiliyah banyak terdapat penyair kenamaan, memiliki
reputasi dan pengaruh yang tinggi. Mereka adalah tokoh di balik banyaknya
kumpulan syair. Meskipun Syair berasal dari bahasa Arab, tetap saja syair
melayu berbeda dengan syair Arab. Bahkan Hooykaas mengatakan bahwa syair adalah
bentuk puisi yang tumbuh dalam masyarakat Indonesia (Melayu), hanya saja
namanya merupakan pinjaman dari bahasa Arab.
Kumpulan
syair yang terkenal di Arab itu mendapatkan sebutan Muallaqat (Kalung Perhiasan). Dinamakan muallaqat atau kalung
perhiasan karena indahnya syair. Syair tersebut menyerupai perhiasan yang
dipakai oleh wanita. Selain dikenal sebagai Muallaqat, syair juga dikenal
sebagai Muzahabah yaitu syair yang
ditulis dengan tinta emas. Bangsa Arab pada masa itu sangat gemar dan menaruh
perhatian besar terhadap syair. Fungsi syair adalah untuk menyampaikan cerita
dan pengajaran dan digunakan juga dalam kegiatan-kegiatan yang berunsur
keagamaan. Di Arab fungsi syair itu sebagai sarana mencurahkan suasana kalbu
karena syair merupakan puisi lirik yang halus dan penuh dengan gejolak rasa
penyairnya.
B. Ciri-ciri Syair
1) Setiap
bait terdiri dari empat baris (larik).
2) Bersajak
a-a-a-a.
3) Semua
baris adalah isi (dalam syair tidak ada sampiran)
4) Bahasanya
biasanya kiasan.
5) Jumlah
suku kata tiap baris hampir sama (biasanya 8-12 suku kata).
6) Isi
syair berupa nasihat, petuah, cerita, dan sebagainya
C.
Jenis-jenis Syair
Menurut
isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut :
a) Syair
Panji
Syair Panji
menceritakan tentang keaadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang
yang berasal dari isana. Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama
Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
b) Syair
Romantis
Syair Romantis
berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita yang berupa hikayat,
maupun cerita rakyat. Syair romantis biasanya dibacakan dengan berlagu seingga
dapat memberi kesan yang menarik bagi pendengar.
Contoh syair
romantis yakni Syair Bidasari yang
menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah
beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan
ibunya, Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang
telah membuang dirinya.
c) Syair
Kiasan Syair
Kiasan berisi
tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Percintaan tersebut
merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan
adalah Syair Burung Pungguk yang
isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat,
atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”
d) Syair
Sejarah
Syair Sejarah
adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah
berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mangkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi
tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
e)
Syair Agama
Syair
Agama merupakan syair terpenting. Perlu kita ketahui, setiap syair pasti
mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan setelah memahami
isi sebuah syair. Contoh syair agama : Syair
Perahu, Syair Dagang (banyak yg bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli
membantahnya), Syair Kiamat, Bahr
An-Nisa, Syair Takbir Mimpi, Syair Raksi.
D.
Zuhair bin Abi Sulma (Penyair Arab)
Zuhair
bin Abi Sulma berasal dari Bani Gathafan dan dibesarkan dari keluarga penyair.
Sejak kecil Zuhair belajar syair dari pamannya sendiri, bakat Zuhair dalam
bersyair sudah terlihat dari dia kecil. Penyair ini sangat disenangi oleh semua
masyarakat Arab karena syair Arab yang sangat indah miliknya dan beliau
memiliki budi pekerti yang tinggi.Kumpulan syair Zuhair terkenal dengan
kesopanan kata-katanya, imajinasi dan pemikirannya banyak menggunakan
kalimat-kalimat yang hikmat dan sangat bijaksana. Berikut ini adalah petika
syair miliknya, yang sampai sekarang masih menempel dan menggantung di dinding
ka’bah :
“Aku
teah jemu dengan beban hidup, dan barang siapa yang telah berumur sampai
delapan puluh tahun, aku dapat mengetahui segala yang terjadi hari ini dan
kemarin. Tetapi aku tetap tak tahu tentang hari esok. Aku melihat maut itu
datang tanpa permisi terlebih dahulu. Barang siapa yang didatangi pasti mati,
dan siapa yang luput dia akan lanjut usia dan barang siapa yang selalu menjaga
kehormatannya maka dia akan terhormat...”
Kumpulan
syair di atas sangat hikmat. Tak salah jika Zuhair dianggap sebagai orang
pertama yang dalam menciptakan kata hikmah dalam syair Arab. Kumpulan syair
Zuhair memang selalu singkat dan mudah dipahami, meskipun isinya padat. Ia
selalu bersyair dengan sebenarnya, diksi dan pemilihan katanya pun sangat baik.
Juah dari unsur-unsur kata yang tidak sopan. Syairnya sangat bersih dan jauh
dari kata-kata yang buruk
E.
Hamzah Fansuri (Penyair Melayu)
Menurut
Hooykaas, asal-usul syair Indonesia bersumber dari satu tulisan yang tertua di
Indonesia, yang juga dianggap sebagai syair paling tua dalam sejarah
kesusastraan Indonesia. Syair tertulis yang tergolong tua adalah karya-karya
Hamzah Fansuri, seorang penyair mistik dari Aceh.
Hamzah
Fansuri adalah seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka. Tahun
lahir dan wafat beliau tidak diketahui dengan pasti. Riwayat hidupnya pun
sedikit sekali diketahui. Sekalipun demikian, beliau diperkirakan
hidup antara pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17. Hamzah
Fansuri adalah seorang penyair dan ahli tasawuf yang berasal dari Barus,
Sumatera. Aliran Hamzah Fansuri dalam ilmu tasawuf sangat terpengaruh sehingga
ke Tanah Jawa. Pengaruh kesusastraan sufi Arab dan Parsi telah mengilhami
Hamzah Fansuri menggubah puisi dalam bahasa Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai syair. Melalui karya-karya bercorak mistik yang dihasilkan oleh Hamzah
Fansuri inilah unsur-unsur pemikiran dan seni sastra dari Arab dan Parsi
diperkenalkan dalam kesusastraan Indonesia.
Hamzah
Fansuri telah berhasil mngukir sejarah pribadinya dalam khazanah pembaharuan
keislaman di dunia Islam. Karya-karyanya telah berhasil membuka dan memperluas
wawasan berpikir umat Islam terhadap berbagai disiplin ilmu yang dikuasainya.
Hamzah Fansuri telah berusaha mengungkapkan semua ajaran melalui karya sastra.
Kepeloporan Hamzah Fansuri dibidang sastra ini diakui oleh pakar Belandan
Valentjin yang pernah datang ke Aceh, dimana ia menyatakan bahwa Hamzah Fansuri
telah berhasil dengan sukses menggambarkan kebesaran Aceh masa lampau melalui
syair-syairnya. Syair karya Hamzah Fansuri yang terkenal dalam kesusastraan
Indonesia (Melayu) klasik adalah Syair
Perahu yang merupakan syair yang pertama dalam kesusastraan Indonesia.
Karena isi syair Perahu dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, raja Aceh
memerintahkan para petugas istana agar membakar syair itu. Namun beberapa di
antaranya ada yang lolos dari pemusnahan. Syair yang lolos inilah yang bisa
kita warisi sampai sekarang.
Dibidang
sastra, beliau mempelopori pula penulisan puisi-puisi. Kedalaman kandungan
puisi-puisinya sukar ditandingi oleh penyair lain yang sezaman ataupun
sesudahnya. Penulis-penulis Melayu abad ke-17 dan ke-18 kebanyakan berada
dibawah bayang-bayang kegeniusan dan kepiawaian Hamzah Fansuri. Di bidang kebahasaan
pula sumbangan Hamzah Fansuri sukar untuk dapat di ingkari apabila kita mau
berjujur. Pertama, sebagai penulis pertama kitab keilmuan di dalam bahasa
Melayu, Hamzah Fansuri telah berhasil mengangkat naik martabat bahasa Melayu
dari sekedar lingua Franca menjadi suatu bahasa intelektual dan ekspresi
keilmuan yang canggih dan modern.
Dengan
demikian kedudukan bahasa Melayu di bidang penyebaran ilmu dan persuratan
menjadi sangat penting dan mengungguli bahasa-bahasa Nusantara yang lain,
termasuk bahasa Jawa yang sebelumnya telah jauh lebih berkembang. Kedua, jika
kita membaca syair-syair dan risalah-risalah tasawuf Hamzah Fansuri, akan tampak
betapa besarnya jasa Hamzah Fansuri dalam proses Islamisasi bahasa Melayu dan
Islamisasi bahasa adalah sama dengan Islamisasi pemikiran dan kebudayaan.
Contoh
Syair karya Syekh Hamzah :
Syair Dagang
Hai sekalian kita yang kurang
nafsumu itu lawan berperang
jangan hendak lebih baiklah kurang
janganlah sama dengan orang
Amati-amati membuang diri
menjadi dagang segenap diri
baik-baik engkau fikiri
supaya dapat emas sendiri
Wahai dagang yang hina
Ketahui hidup dalam dunia
Sebagai jati tiada berbunga
Bagi burung tiada berguna
Wahai sekalian kita yang kurang
Nafsumu itu lawan berperang
Jauhkan tamak baiklah kurang
Jaga dirimu jatuh ke jurang
Amat-amati membuang diri
Menjadi dagang di segenap negeri
Baik-baik engkau pikiri
Supaya selamat hari-hari.
Syair dagang
ini termaksuk ke dalam jenis syair agama, karena banyak sekali nasihat yang di
pesankan dalam syair tersebut seperti dalam kata “ketahuilah hidup dalam dunia, bagai burung tiada berguna”
diibaratkan seperti manusia yang hidup di dunia dan hanya mencari kesenangannya
saja.berasal dari bahasa Arab yaitu, ‘syi’r’ yang
berarti puisi. Menurut Hooykaas, syair merupakan jenis puisi lama yang
berkembang F. Asal Mula Syair di Tanah Air
Dalam
perkembangannya masuknya syair di tanah air bersamaan dengan masuknya islam di
Indonesia yaitu pada abad ke 13, melalui kemunculan syair melayu. Pengaruh
puisi Arab memainkan peranan yang penting dalam lahirnya syair Melayu
Nusantara. Walaupun berasal dari bahasa Arab namun syair dapat berkembang di
Indonesia, dan dapat berbaur dengan kebudayaan Indonesia.
Teeuw
berpendapat bahwa asal-usul syair di Indonesia ditandai oleh syair karya Hamzah
Fansuri. Pendapat A. Teeuw tersebut juga didukung oleh Winstedt dan Brakel yang
berpendapat bahwa syair Indonesia diperkenalkan oleh Hamzah Fansuri dalam
tulisannya. L.F. Brakel juga berpendapat bahwa syair Indonesia pada mulanya
memang bersumber dari karya bercorak keagamaan, khususnya pengaruh kesusastraan
sufi. Namun, syair Indonesia terus berkembang dan tidak hanya berisi ajaran
sufi atau keagamaan, melainkan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan
duniawi. Syair telah berkembang menjadi suatu jenis karya sastra yang digemari
oleh banyak orang, khususnya pada abad kedelapan belas.
Karya sastra
berbentuk syair yang terakhir dapat dilihat dalam penerbitan Balai Pustaka
tahun 1920-an dan tahun 1930-an. Syair-syair tersebut dikritik karena hanya
mementingkan bentuk sehingga terdapat penggunaan kata-kata yang kurang perlu
karena hanya menyamakan jumlah suku kata dan rima akhir. Pada zaman
kesusastraan Indonesia modern, syair tidak lagi mendapat perhatian. Para
penyair berpendapat bahwa bentuk syair telah beku oleh berbagai ikatan dan
konvensi.
Menurut Sutan
Takdir Alisjahbana, syair kurang disukai orang bukan karena ikatan-ikatan yang
ada di dalamnya tidak lagi sesuai dengan zaman, melainkan semata-mata karena
orang-orang yang membuat syair (penyair) picik pengetahuannya dan lemah getar
jiwanya. Mereka tidak dapat membuat syair yang “hidup” dan “berjiwa”. Terlepas
dari hal-hal itu semua, satu hal yang mesti kita catat adalah bahwa syair
merupakan bentuk puisi yang menempati posisi penting pada zaman kesusastraan
Indonesia (Melayu) klasik, di samping pantun. Oleh karena itu, tidak ada
salahnya kita berikan sedikit perhatian dan apresiasi terhadap bentuk puisi
lama ini.
puisi Arab dan Parsi memainkan peranan
yang penting dl-usul munculnya syair di Indonesi
DAFTAR
PUSTAKA
Sugiarto,
Eko. 2000. Pantun dan Puisi Lama Melayu.
Yogyakarta: Khitah Publishing.
Mihardja,
Ratih. 2005. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara.
Purwandari,
Retno. 2012. Buku Pintar Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Familia.