TUGAS MERANGKUM FONOLOGI
BAB 10 “BUNYI KONSONAN”
BAB 10 “BUNYI KONSONAN”
Mala
Nopita Sari
2011070012
2011070012
Noerma
Ningsih
2011070011
2011070011
Konsonan adalah bunyi bahasa yang
diproduksi dengan cara, setelah arus ujar keluar dari glotis, lalu mendapat
hambatan pada alat-alat ucap tertentu di dalam rongga mulut dan rongga hidung.
Bunyi konsonan dapat diklasifikasikan berdasarkan :
Ø Tempat
Artikulasi
yaitu
tempat terjadinya bunyi konsonan, atau tempat bertemunya artikulator aktif dan
artikulator pasif. Tempat artikulasi disebut juga titik artikulasi. Sebagai contoh bunyi [p] terjadi pada kedua belah
bibir (bibir atas dan bibir bawah), sehingga tempat artikulasinya disebut bilabial. Contoh lain bunyi [d]
artikulator aktifnya adalah ujung lidah (apeks)
dan artikulator pasifnya adalah gigi atas (dentum),
sehingga tempat artikulasinya disebut apikodental.
Ø Cara
Artikulasi
yaitu bagaimana tindakan atau perlakuan terhadap
arus udara yang baru ke luar dari glotis dalam menghasilkan bunyi konsonan itu.
Misalnya, bunyi [p] dihasilkan dnegan cara mula-mula arus udara dihambat pada
kedua belah bibir, lalu tiba-tiba diletupkan dengan keras. Maka bunyi [p] itu
disebut bunyi hambatan dan bunyi letupan. Contoh lain bunyi [h]
dihasilkan dengan cara arus udara digeserkan di laring (tempat artikulasinya).
Maka, bunyi [h] disebt bunyi geseran atau
frikatif.
Ø Bergetar
Tidakdaknya Pita Suara
yaitu
jika pita suara dalam proses pembunyian itu turut bergetar atau tidak. Bila
pita suara itu turut bergetar maka disebut bunyi
bersuara. Jika pita suara tidak turut bergetar, maka bunyi itu disebut
bunyi tak bersuara. Bergetarnya pita suara adalah karena glotis (celah pita suara) terbuka sedikit, dan tidak bergetarnya
pita suara karena glotis terbuka agak lebar.
Ø Striktur
yaitu
hubungan posisi antara artikulator aktif dan artikulator pasif. Umpamanya dalam
memproduksi bunyi [p] hubungan artikulator aktif dan pasif, mula-mula rapat lalu
secara tiba-tiba dilepas. Dalam memproduksi bunyi [w] artikulator aktif dan
artikulator pasif hubungannya renggang dan melebar.
Nama-nama Bunyi Konsonan
Dengan
melihat tempat artikulasi, cara artikulasi dan bergetar tidaknya pita suara,
maka nama-nama bunyi konsonan itu dapat disebutkan sebagai berikut :
[b] bunyi
bilabial, hambat, bersuara
[p] bunyi
bilabial, hambat, tak bersuara
[m] bunyi
bilabial, nasal
[w] bunyi
bilabial, semi vokal
[v] bunyi
labiodental, geseran, bersuara
[f] bunyi
labiodental, geseran, tak bersuara
[d] bunyi
apikoalveolar, hambat, bersuara
[t] bunyi
apikoalveolar, hambat, tak bersuara
[n] bunyi
apikoalveolar, nasal
[l] bunyi
apikoalveolar, sampingan
[r] bunyi
apikoalveolar, getar
[z] bunyi
laminoalveolar, geseran, besuara
[n] bunyi
laminopalatal, nasal
[j] bunyi
laminopalatal, paduan bersuara
[c] bunyi
laminopalatal, tak bersuara
[s] bunyi
laminhopalatal, geseran, tak bersuara
[g] bunyi
dorsovelar, hambat, bersuara
[k] bunyi
dorsovelar, hambat, tak bersuara
[n] bunyi
dorsovelar, nasal
[x] bunyi
dorsovelar, geseran, bersuara
[h] bunyi
laringal, geseran, bersuara
[?] bunyi hambat, glottal
Tempat
Artikulasi
Cara
Artikula
|
Bilabial
|
Labiodentals
|
Apikoalveolar
|
Laminoalveolar
|
Laminopalatal
|
Dorsovelar
|
Uvular
|
Laringal
|
glotal
|
|
Hambat
(letup)
|
BS
TBS
|
b
p
|
|
d
t
|
|
|
g
k
|
|
|
?
|
Nasal
|
|
m
|
|
n
|
|
n
|
n
|
|
|
|
Paduan
(afrikat)
|
BS
TBS
|
|
|
|
|
j
c
|
|
|
|
|
Sampingan
(Lateral) |
|
|
|
l
|
|
|
|
|
|
|
Geseran
(frikatif)
|
BS
TBS
|
|
v
f
|
|
z
|
s
|
x
|
|
h
|
|
Getar
(tril)
|
|
|
|
r
|
|
|
|
|
|
|
Semivokal
|
|
w
|
|
|
y
|
|
|
|
|
|
BS = Bersuara
TBS = Tak bersuara
Catatan:
1)
Sebenarnya bunyi-bunyi konsonan
yang disebutkan di atas sangat sedikit bila dibandingkan dengan bunyi-bunyi
konsonan yanng ada dalam berbagai bahasa di dunia. Untuk konsonan bahasa
Indonesia simak Stokhof (1980) atau Aminudin dkk (1984). Jadi, yang disebutkan
di atas hanya sekedar yang dekat dengan konsonan dalam bahasa Indonesia.
2)
Kalau dalam silabel terdapat dua
buah vokal beruntun disebut diftong
maka bila terdapat dua buah konsonan
dalam satu silabel yanng beruntun disebut gugus
konsonan atau kluster.
3)
Gugus konsonan harus bisa dibedakan
dari deret konsonan. Kalau gugus konsonan berada pada sebuah silabel, maka
deret konsonan berada di antara dua silabel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar