Di sebuah hutan, tinggallah seekor
monyet yang sangat nakal dan suka membuat kerusuhan. Dia bernama Moli. Suatu
hari Moli sedang berebut makanan dengan monyet lainnya. Padahal makanan itu
bukan milik Moli, tetapi ia tetap berniat untuk mendapatkannya.
“Hai, Moli. Jangan kau merebut makananku. Kenapa kau
suka mengambil milik orang lain?”
“Biar saja, memangnyatidak boleh.terserah saya, dong!”
akhirnya monyet pemilik makanan itu mengalah kemudian monyet itu pulang dan
menceritakan sikap Moli kepada warga di hutan. Monyet itu juga menasehati warga
hutan agar tidak berteman dengan Moli dan menjauhi Moli yang nakal.
Sejak saat itu Moli merasa kesepian
karena tidak ada satu hewan pun yang mau berteman dengannya. Beberapa hari
kemudian Moli bergegas pergi meninggalkan hutan. Ia berharap dapat memperoleh
teman di daerah lain. Sepanjang jalan Moli sangat murung. Hingga akhirnya ia
bertemu dengan seekor burung. Burung itu sangat heran meilat kemurungan Moli.
“Hai, teman. Mengapa wajahmu sangat murung?” sapa
burung itu.
“Saya pergi dari huta. Karena semua hewan di huta
selalu menganggapku jahil dan suka menang sendiri!” jawab Moli.
“Tidak uash sedih, saya bisa membantumu.” Burung pun
menasehati Moli agar tidak mengulangi kesalahannyadan menghindari sifat
nakalnya. Tetapi Moli tidak memperdulikan nasehat burung. Moli justru merasa
tersinggung, kemudian ia segera pergi meninggalkan tempat itu.
Sewaktu Moli melanjutkan perjalanan,
ia bertemu dengan monyrt yang pernah diganggunya. Tetapi Moli enggan meminta
maaf, ia malah membuat keributan lagi dengan monyet itu. Mereka pun saling adu
mulut hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka. Di tengah
pertengkaran yang kemudian berlanjut pada perkelahian, Moli jatu terpeleset ke
jurang yang sangat dalam. Mulai saat itu tidak terdengar lagi kabar Moli, si
monyet yang nakal.sepeninggal Moli, suasana dalam hutan terasa aman tenteram
dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar