Di sebuah gurun pasir, hiduplah ular
dan tikus pasir. Sebenarnya ular sangat ingin memangsa tikus. Sedangkan tikus
berusaha mencari akal agar ular tidak lagi berniat memangsanya. Saat itu ular
sangat lapar, padahal ia sedang tidak mempunyai sedikit pun makanan. Sedangkan
tikus yang berada tidak jauh dari ular sedang asyik melahap makanannya. Ular
merasa tidak senang melihat kelakuan tikus.
“Dengarkan ucapanku, wahai, tikus yang angkuh! Aku
pasti akan mendapatkan tubuhmu yang mungil dan lezat itu!” teriak ular
mengancam tikus.
“Hei, Ular. Berusaha dan bekerjalah. Jangan hanya
berani mengancam. Kalau hanya mengancam, seekor semut pun bisa!” ular sangat
marah mendengar ejekan tikus. Ia lalu kembali ke sarangnya dengan perut yang
lapar. Sedangkan tikus masih lahap dengan makanannya.
Waktu terus berjalan, tetapi ular
tidak juga menemukan makanan. Ia juga enggan untuk keluar dari sarangnya.
Sementara itu tikus sudah lelap dalam sarangnya. Ular yang masih dalam keadaan
lapar segera mengandap-endap mendekati sarang tikus meski ia masih sangat kesal
terhadap tikus. Dan kini ular telah berada di sisi tikus yang sedang tidur
pulas.
“Hei, Tikus. Aku sudah berada di sebelahmu dan siap
untuk menyantapmu!” kata ular mengagetkan tikus. Tikus segera terbangun dari
tidurnya. Sambil berpura-pura menguap, ia mulai memutar otak agar bisa lolos
dari cengkraman ular.
“Tunggu dulu Ular, sahabatku. Kalau kau ingin
memakanku, kau harus berpikir dulu. Kita hanya berdua di sini, tidak ada hewan
lain. Jika kau memakanku maka kau akan sendiri. Kau tidak akan mempunyai teman
yang dapat kauajak mencari makan. Kalau begitu kau tidak akan makan dan
akhirnya kau akan mati!” sejenak ular terdiam. Ia mencoba merenungkan nasehat
tikus.
“Jadi kita tidak bisa hidup sendiri?”
“Tentu. Bukankah kita bisa berteman dan tentunya kita
dapat mencari makan bersama. Bukankah itu lebih menyenangkan daripada nantinya
setelah kau memakanku kau hanya akan hidup sendiri.” Ular mengangguk tanda
mengerti.
“Baiklah kalau begitu maafkan aku!” Tikus pun
memaafkan ular. Mereka tersenyum bahagia, kemudian beranjak mencari makanan
bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar