"Kecoaaak...!"
teriak Katie sambil melompat-lompat. Kentang goreng yang ada di tangan kirinya
berhamburan saat dia melompat. Hanya sisa beberapa batang saja yang kemudian
digenggamnya erat-erat sambil berlari tunggang-langgang.
Katie takut
sama kecoak, takuut sekali. Binatang berkaki enam dan berantena itu adalah
binatang terjorok yang yang membuatnya phobia, takut luar biasa.
Katie
berlari menuju rumahnya yang hanya berseberangan dengan sekolahnya. Begitu
masuk, tampak mama dan papa berada di ruang tengah. Katie memberi salam sambil bergegas
menuju kamarnya. Tak menghiraukan mama yang menanyakan tentang kabarnya di
sekolah.
Mama
menghela nafas kemudian kembali ke kesibukannya, menjahit baju-baju kecil
persiapan untuk bayi kecil yang akan dilahirkannya dalam waktu dekat. Bayi
kecil yang bakal menjadi adik kedua Katie.
Nolan, adik
pertama Katie, tertidur di sofa di samping mama. Sedang papa tampak disibukkan
dengan koran..
Angin sore
itu mengalir sejuk, membawa semerbak harum bungan melati yang ditanam mama di
samping rumah. Angin terus berembus hingga korden di dekat mama bergerak-gerak
seperti mau terbang. Mama berdiri kemudian mengikat korden itu sedemikan rupa
dan membuka jendela sedikit lebih lebar.
Mama pikir
akan lebih baik kalau angin sore itu dibiarkan masuk untuk membuat sirkulasi
udara di ruang tengah itu lebih nyaman.
Namun
bersamaan dengan itu, sebuah bau lain mengalir membuat mama mengernyitkan dahi
dan menajamkan indra penciumannya. Hal ini pun tak luput dari perhatian papa.
Papa seketika menghentikan aktifitas membacanya dan menoleh ke arah mama.
"Bau
apa nih ma?" tanya papa.
"Iya
nih pa. Kirain cuma mama aja yang mencium bau ini," jawab mama.
"Coba
mama periksanya," kata mama.
Mama
memeriksa seluruh sudut di ruang tamu namun tidak menemukan sumber bau busuk
itu. Dibukanya lemari buku. Buku-buku tampak berjejer rapi, tak ada sesuatu
yang mencurigakan. Mama melongok, mengintip di belakang TV. Di sana pun tak
dijumpai apa-apa.
Pandangan
mama beredar ke seluruh ruangan. Di koridor ruangan menuju dapur, tampak kaos
kaki dan sepatu Katie tergeletak di sana. "Nah, ini dia," pekik mama
dalam hati.
Sepertinya
Katie nakal lagi. Kemarin Katie menaruh baju sekolahnya di lantai, lalu kemarin
dulu tas sekolah di dapur dan kemarin dulunya kemarin topi dan dasi
kupu-kupunya di samping rumah. Dan mamalah yang membereskan semuanya.
Coba
bayangkan, mama yang berperut besar itu harus memungut barang-barang milik
Katie yang berceceran di mana-mana. Apakah kali ini mama juga yang harus
membereskannya?
Papa
tampaknya memperhatikan mama. Papa juga melihat kaos kaki dan sepatu Katie yang
berada di tempat yang tak semestinya itu.
"Katie
mana ma?" tanya papa sembari melangkah mendekat.
"Sepertinya
di kamar. Mungkin lagi negerjain PR," jawab mama.
Papa
berjalan mendahului mama menuju kamar Katie. Namun belum sempat papa mengetuk
pintu atau memanggil Katie, terdengar sebuah jeritan melengking.
"Kecoaaak...kecoaakk...!
Toloong...!" teriak Katie.
Papa dan
mama masuk kamar. Dilihatnya Katie berdiri di atas ranjang dengan muka pucat.
"Mama...papa...tolong Katie...ada kecoaak di kamar Katie...!" teriak
Katie sambil melompat dari ranjang dan berlari ke pelukan mama.
Katie
memegang mama erat-erat, dia benar-benar ketakutan. Tapi mama dan papa diam
saja.
Pandangan
mama menyapu ruangan. Terlihat sampah di mana-mana. Ada kulit pisang di meja
belajar, ada apel yang tinggal separuh di rak buku, ada bungkus permen di
lantai di dekat jendela, ada kentang goreng yang tinggal sebiji di atas kasur.
Buku-buku pelajaran berceceran, baju-baju tampak carut-marut di sana-sini. Mama
menghela nafas menahan marah, demikian juga papa.
"Kecoak
ma," kata Katie, sudah tak sekencang tadi. Katie tahu mama papa sedang
marah melihat kamar Katie yang seperti sarang tikus.
"Katie
tahu kenapa kecoak ke sini?" tanya papa.
Katie
menggeleng.
"Karena
Katie mengundangnya," kata mama.
"Semua
kecoak dari got depan sekolahanmu akan berpindah ke sini kalau kamarmu seperti
ini," kata papa dengan pandangan tajam.
Katie diam,
bergidik membayangkan ratusan kecoak menguasai kamarnya. Diambilnya buku-buku
yang berserakan dan diletakkannya pada tempatnya. Dibuangnya kulit pisang,
bungkus permen, apel dan kentang goreng. Dilipatnya baju-baju yang carut-marut
itu kemudian disimpannya kembali ke dalam lemari. Dirapikannya tempat tidurnya.
Diambilnya sapu dan kain lap juga kain pel. Dalam waktu satu jam, ruangan Katie
sudah tampak bersih dan rapi.
"Ma,
kecoak dari got depan sekolahan itu enggak jadi pindah ke sini khan?' tanya
Katie pada mama yang menungguinya bersih-bersih.
"Kalau
bersih dan rapi gini, bukan kecoak yang pindah ke kamar kak Katie, tapi
Nolan," kata Nolan yang tiba-tiba
melongokkan kepalanya ke dalam kamar.
"Ha ha
ha ha...," tawa seisi rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar