Tugas Makalah Ini Dibuat Untuk
Memenuhi Salah Satu Nilai Mata Kuliah
Telaah Novel
Dosen : Nori Anggraeni M.Hum
Telaah Novel
Dosen : Nori Anggraeni M.Hum
Disusun Oleh :
Mala
Nopita Sari
(2011070012)
(2011070012)
FAKULTAS
SASTRA
JURUSAN
SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
PAMULANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya makalah Telaah Novel ini berjudul “MEMBANDINGKAN
NOVEL ROMEO DAN JULIET DENGAN CERITA PENDEK UDA DAN DARA: TEORI
INTERTEKSTUALITAS”.
Saya
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala urusan kita, Amin.
Pamulang, Mei 2013
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................. 1
B.
Kajian Teori .................................................................................. 2
1.
Hakikat Sastra
Banding........................................................... 2
2.
Teori
Intertekstualitas.............................................................. 3
3.
Afinitas Dalam Sastra
Bandingan........................................... 3
C.
Metode ....................................................................................... .. 4
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sinopsis ......................................................................................... 5
1.
Sinopsis Cerpen Uda dan Dara.............................................. 5
2.
Sinopsis Roman Romeo dan Juliet....................................... .. 7
B.
Titik Kesamaan.............................................................................. 9
1.
Tema..................................................................................... .. 9
2.
Konflik Batin....................................................................... .. 10
3.
Karakter Tokoh....................................................................... 11
4.
Titik Beda............................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan..................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 14
BAB
I
Sastra
bandingan adalah suatu kegiatan membandingkan dua karya sastra atau lebih
minimal dari dua negara yang berbeda. Membandingkan dua karya sastra yang
berbeda bukanlah hal yang mudah. Perlu memiliki ketelitian dan pemahaman yang
mendalam mengenai sastra bandingan, karena karya sastra yang dibandingkan itu
tidak hanya dilihat dari satu unsur saja, melainkan secara keseluruhan.
Berbicara
masalah sastra tidak akan ada habisnya selama peradaban manusia tetap
berlangsung. Karya sastra tidak pernah terlepas dari manusia itu sendiri
sebagai pencipta. Penelitian ini akan memaparkan perbandingan antara novel Romeo
dan Juliet dengan Uda dan Dara karya Usman Awang. Perbandingan atau
membandingkan karya sastra dilakukan dengan disiplin ilmu, yakni sastra
bandingan. Membandingkan dua karya sastra atau lebih menjadi objek kajian
sastrra bandingan. Jadi, sastra bandingan adalah kegiatan membandingkan dua
karya sastra atau lebih minimal dari dua negara yang berbeda Kegiatan
membandingkan itu tidak hanya dibandingkan dari satu unsur saja, tetapi secara
keseluruhan. Penelitian ini difokuskan pada kajian unsur afinitas antara kedua
karya sastra, Romeo dan Juliet dengan Uda dan Dara. Afinitas
merupakan keterkaitan unsur dalam antarkarya sastra. Kegiatan pengkajian sastra
banding ini menggunakan teori intertekstualitas. Teori intertekstual digunakan
untuk melihat teks dari kedua karya sastra tersebut. Selain itu, dapat menggali
secara maksimal makna-makna yang terkandung dalam suatu teks sastra.
Roman Romeo
dan Juliet dengan cerpen Uda dan Dara
akan dibandingkan dengan melihat unsur-unsur secara keseluruhan dan juga
melihat hubungan afinitas satu sama lain. Kegiatan perbandingan karya sastra,
yakni roman Romeo dan Juliet dengan cerpen Uda
dan Dara, pada hakikatnya untuk melihat persamaan dan perbedaan antarkarya
sastra yang pada akhirnya berupaya untuk memberikan pemahaman yang lebih luas
kepada masyarakat pembaca mengenai karya sastra sebagai hasil pemikiran manusia.
Kajian perbandingan ini menggunakan teori intertekstual.
Penelitian
atau kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk membandingkan dua karya sastra,
roman Romeo dan Juliet dengan cerpen Uda
dan Dara. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan dan persamaan dari
perbandingan tersebut. Perbandingan yang dilakukan dalam penelitian ini
difokuskan pada afinitas kedua karya sastra tersebut. Penelitian ini
menggunakan teori intertekstual untuk lebih memudahkan dalam menggali makna
dari kedua karya sastra tersebut, sehingga afinitas mudah didapatkan.
B. KAJIAN TEORI
1.
Hakikat
sastra bandingan
Menurut
Endraswara (2011:1-2) hakikat sastra bandingan adalah membandingkan dua karya
atau lebih. Menurut Damono (2005:1; 2009:1), sastra bandingan adalah suatu
pendekatan dalam ilmu sastra yang tidak dapat menghasilkan teori sendiri. Bisa
dikatakan, teori apapun dapat dimanfaatkan dalam penelitian sastra bandingan,
sesuai dengan objek dan tujuan penelitian. Jadi, secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa sastra bandingan adalah kegiatan membandingkan dua karya
sastra atau lebih yang memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal unsur-unsur
yang dikandungnya.
2.
Teori
intertekstualitas
Secara luas,
interteks diartikan sebagai jaringan hubungan antara saru teks dengan teks
lain. Secara etimologis berasal dari bahasa Latin, textus berarti tenunan, anyaman, penggabungan, susunan, dan jalinan
(Ratna, 2012:172). (Endraswara (2011:201) menyatakan, studi intertekstualitas
mempelajari keseimbangan antara unsur intrinsik dan ekstrinsik teks yang
disesuaikan dengan fungsi teks di masyarakat. Jadi, studi intertekstual merupakan
studi yang mempelajari hubungan atau keterjalinan atara teks yang satu dengan
teks lainnya untuk mengemukakan unsur-unsur dan makna yang terkandung di dalam.
Suatu teks
baru muncul didasari pada teks-teks yang mendahuluinya. Teks-teks terdahulu
dapat dikatakan sebagai hipogram (hypogram).
Hipogram dapat berupa ide, gagasan, wawasan, dan lain sebagainya yang terdapat
dalam teks-teks terdahulu. Hipogram inilah yang menjadi konsep penting dalam
teori interteks, terutama dalam mengungkap afinitas dua buah karya sastra.
3.
Afinitas
dalam sastra bandingan
Menurut
Hutomo (1993:11-12) afinitas yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsik (unsur
dalaman) karya sastra, misalnya unsur struktur, gaya, tema, mood (suasana yang terkandung dalam
karya sastra) dan lain-lain, yang dijadikan bahan penulisan karya sastra.
Endraswara (2011:144) menyatakan, kata afinitas itu berasal dari bahasa Latin ad (artinya, dekat) dan finis (artinya, batas). Dalam ilmu
antropologi kata afinitas diberi makna hubungan kekerabatan yang terwujud
karena adanya perkawinan. Makna kekerabatan, kesamaan unsur dan hubungan antar
jenis, dalam ilmu sastra bandingan adalah keterkaitan unsur-unsur intrinsik
(unsur dalaman) karya sastra, misalnya, unsur struktur, gaya, tema (ide), mood (suasana yang terkandung dalam
karya sastra), dan lain-lain, yang dijadikan bahan penulisan karya sastra.
Dapat disimpulkan bahwa, afinitas adalah keterkaitan unsur-unsur dalam atau
struktur pada sebuah karya sastra yang dijadikan bahan penulisan karya sastra.
C. METODE
Intertekstualitas
merupakan studi yang mempelajari keseimbangan antara unsur intrinsik dan
ekstrinsik teks yang disesuaikan dengan fungsi teks di masyarakat (Endaraswara,
2011:201). Penelitian intertekstualitas di pihak lain mengasumsikan bahwa
sebuah karya ditulis berdasarkan karya yang lain, yaitu karya yang menjadi
hipogramnya. Demikian pula dengan sastra bandingan, yang berasumsi bahwa ada
“deretan” sastra yang memiliki kemiripan satu sama lain (Endraswara, 2011:202).[1]
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Sinopsis
a) Sinopsis Cerpen Uda dan Dara
Hari itu Uda dan teman-temannya
sedang berguru ilmu silat. Silat selalu menjadi kebanggaan para pemuda,
termasuk Uda yang mahir dan pintar dalam bersilat. Karena itu, Uda selalu
menjadi kebanggaan, baik bagi guru silat, Ibu, Dara, dan semua orang yang mengenal
Uda. Ilmu silat yang dipelajari Uda dan teman-temannya bukanlah untuk
main-main, tetapi untuk melindungi diri dari musuh atau lawan. “Ilmu silat
dapat diterapkan bila musuh sudah mulai menyerang (Ilmu silat bukan untuk
menyerang, tetapi hanya untuk bertahan)”, begitulah yang dikatakan Pak Guru
Silat yang bijaksana.
Malam semakin larut, Uda dan teman-teman menyudahi
latihan silat. Uda bergegas pergi meninggalkan tempat latiahan dan
teman-temannya. Uda sudah punya janji dengan Dara, kekasih pujaan hatinya.
Ketika akan melangkah pergi, Malim meminta Uda untuk mampir terlebih dahulu ke
rujmahnya. Tapi Uda tidak bisa, karena janji itu penting dan harus ditepati.
Akhirnya Uda pergi ketempat dimana ia dan Dara akan bertemu dan
berbincang-bincang. uda sangat terburu-buru, ia tak ingin mengecewakan Dara
karena sudah menunggu lama.
Di Tebat itu, Uda dan Dara membicarakan tentang
kehidupan yang akan ditempuhnya kelak bersama. Uda ingin mempersunting Dara. Ia
hanya ingin Dara yang menjadi pendampingnya sampai ajal memanggilnya. Dara
sangat menginginkannya, dan ia menerima ajakan Uda untuk menikah.
Selang hari berganti. Uda meminta dan memohon restu
kepada ibunya untuk bisa menikahi Dara. Namun, Ibunya selalu berpikir bahwa Uda
tidak akan bisa bersanding dengan Dara. Ibunya sangat mengetahui betapa jauhnya
keadaan Uda dan Dara. Uda bekerja hanya sebatas bertani membantu ibunya.
Sedangkan Dara berasal dari keluarga kaya raya.
Karena desakan keinginan anaknya, Ibunda Uda akhirnya
mengutuslah Mak Long dan Kak Saodah untuk menyampaikan maksud meminang Dara.
Mak Long adalah orang yang paling disegani orang-orang kampung. Setibanya di
rumah Dara, Mak Long dan Kak Saodah disambut oleh Ibunda Dara. Tak menunggu
waktu lama, Mak Long langsung menyampaikan maksud dan tujuan ia datang kerumah
Dara, yaitu untuk meminta izin agar Dara bisa dipersunting Uda. Ibunda Dara
menjawab dengan halus dan disertai dengan sindiran halus tetapi menyakitkan.
Intinya, Ibu dara tidak menyetujui jika anaknya disandingkan dengan orang yang
tidak sederajat. Diibaratkan pungguk dengan pipit, yang jauh berbeda. Mak Long
dan Kak Saodah pulang dengan tangan hampa, kabar yang buruk.
Kabar buruk itu terus membuat Uda merenung, hingga
memutuskan untuk pergi ke kota mencari ringgit dan emas supaya ia bisa menikahi
Dara, kekasihnya. Ibu Uda tidak
mengizinkan Uda pergi. Ibu Uda khawatir bila di kota tidak bisa hidup senyaman
di kampung. Namun, Uda bersikeras untuk tetap pergi demi mendapatkan Ringgit
dan emas dan bisa menikahi Dara.
Benar yang dikatakan dan dirasakan Ibu Uda, Uda hidup
dalam kesengsaraan. Ia terus membanting tulang padahal tubuhnya sedang sakit.
Tekad bulat tak mengurungkan niat ia untuk bekerja agar bisa membawa pulang
ringgit dan emas. Tak kuat ia menahan rasa sakit yang dideritanya. Uda memutuskan
kembali ke kampung. Badan kurus kerontang membuat Ibu Uda sedih bukan main. Pergi dengan badan
kekar, pulang tinggal tulang. Sebelum Uda menutup mata, ia berpesan pada Ibunya
agar membawa Dara ke hadapannya. Ibu Uda langsung meminta Dara untuk datang
kerumahnya. Dara tiba dirumah Uda. Namun, takdir berkata lain, Uda sudah
menutup mata sesaat sebelum Dara tiba. Tangis pun pecah dan penyesalan
membludak di hati Dara.
Musim kemarau sudah berlalu, seiring dengan kepergian
Uda. Hari-hari menjelang pernikahan Dara dengan pria yang dijodohkan Ibunya
merupakan hari-hari yang paling menguras pikiran Dara. Dara masih saja
memikirkan Uda yang sudah lama menutup mata. Keadaan Dara dari hari ke hari
semakin memburuk, kesehatannya sudah tidak bisa disembuhkan. Satu minggu jelang
pernikahan, Dara menghembuskan nafas terakhir. Ia pun dimakamkan berdampingan
dengan makam Uda, lelaki yang dicintainya.
Penyesalan begitu terlihat pada Ibu Dara yang selama
ini tidak pernah mengikuti dan mendengarkan keinginan puteri tercinta
satu-satunya. Penyesalan selalu datang diakhir. Ibunda Dara begitu terpukul dan
terus merenungkan nasib anaknya di sana.[2]
b) Sinopsis Roman Romeo Juliet
Di Verona hidup dua keluarga
bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu keluarga Capulet dan Montague. Awalnya
kedua keluarga itu bersahabat karib, namun karena sesuatu hal yang menyinggung
harga diri persahabatan itu retak dan menjadi sebuah permusuhan. Permusuhan itu
berlangsung terus menerus dan turun-temurun. Di tengah pertikaian itu lahirlah
Romeo yang merupakan putra dari Tuan Mountague, ia pun tumbuh menjadi pemuda
yang tampan. Kekecewaan yang Romeo rasakan karena cintanya ditolah oleh seorang
gadis, membuat ia mecari gadis yang dapat mencintainya. Suatu ketika ia
menyelinap ke upacara perjamuan yang diadakan di kediaman Capulet. Di situlah
ia melihat seorang gadis yang cantik jelita telah mencuri hatinya, gadis itu
adalah Juliet. Keduanya pun saling jatuh cinta. Namun persoalan dialami oleh
kedua pasangan yang baru saja memetik kebahagiaan itu, kenyataan mereka adalah
anak dari keluarga yang saling bermusuhan membuat hati mereka gelisah.
Cinta yang begitu besar antara
mereka membuat mereka tetap menjalani hubungan meski secara sembunyi. Akhirnya
mereka memutuskan untuk mengabadikan cinta suci ke dalam sebuah pernikahan yang
dibantu oleh Pastur Laurence. Meksi kebahagaian mereka rengkuh, namun
kegelisahan selalu mereka rasakan karena persoalan perselisihan antara keluarga
mereka. Mereka berniat untuk mengakhiri
permusuhan antar keluarga agar mereka dapat bersatu dan bahagia.
Setelah perayaan di Verona selesai,
terjadi pertemuan antara kedua keluarga yaitu Tuan Capulet dan Tuan Montague.
Pertemuan tersebut menimbulkan perkelahian yang sangat sengit. Mercutio yang
bermaksud untuk menghentikan perkelahian tersebut terbunuh oleh pedang Tybalt.
Perkelahian itu terdengar oleh Romeo, Romeo pun datang berniat untuk mengakhiri
perkelahian. Namun setelah melihat Mercutio yang merupakan orang yang paling
bijaksana di Verona itu terbunuh, kemarahan Romeo pun terpancing dan
perkelahian dengan Tybalt terjadi, Tybalt pun terbunuh oleh Romeo. Perkelahian itu
membuat Raja Escalus marah dan Romeo dijatuhi hukuman dengan pergi dari Verona
untuk diasingkan.
Terbunuhnya Tybalt dan kepergian
Romeo membuat Juliet didera kesedihan yang amat dalam. Keterpurukan Juliet
membuat Ibu Capulet mengira bahwa kesedihan Juliet dikarenakan oleh kematian
Tybalt. Juliet menjelaskan bahwa kesedihan untuk Tybalt sudah berakhir. Ibu
Capulet dan Tuan Capulet memutuskan untuk menjodohkan Juliet dengan Paris.
Juliet menolak perjodohan itu, namun Tuan Capulet murka dan marah kepada Juliet.
Juliet berputus asa, ia segera menemui Pastur Laurence untuk pengakuan dosa.
Melihat kesedihan yang dirasakan oleh Juliat, Pastur Laurence tidak tega dan
menyusun rencana untuk Juliet dan Romeo agar mereka dapat bersatu dan bahagia.
Pastur Laurence memberikan suatu ramuan kepada Juliet, ramuan tersebut akan
membuat orang yang meminumnya akan terlihat seperti orang yang telah mati.
Selang beberapa waktu efek ramuan akan hilang, dan Romeo dapat menjemput Juliet
untuk hidup dipengasingan tanpa ada orang yang tahu. Rencana tersebut
menumbuhkan sedikit harapan untuk Juliet.
Rencana pun segera dijalankan oleh
Juliet, menjelang hari pernikahannya dengan Paris ia mulai meminum ramuan yang
telah diberikan oleh Pastur Laurence. Ketika hari pernikahan datang, pengasuh
menemukan Juliet dalam keadaan kaku tidak bernafas lagi. Kematian Juliet bukan
hanya membuat Tuan dan Ibu Capulet berduka, namun seluruh rakyat Verona juga
mengalami kedukaan yang mendalam. Juliet pun dimakamkan di pusaran keluarganya.
Pastur Laurence segera mengirimkan
utusan untuk mengirim surat kepada Romeo yang berisi rencana yang telah
disusunnya. Namun ditengah jalan utusan tersebut mengalami kecelakan dan
akhirnya surat itu tidak sampai ke tangan Romeo. Kematian Juliet segera
didengar oleh Romeo, ia mmutuskan untuk segera menengok Juliet dan di tengah
jalan ia membeli racun hendak menyusul Juliet dalam kematian. Setelah sampai di
pusaran Juliet ia bertemu dengan Conty Paris yang hendak menabur bunga untuk
Juliet. Akhirnya perkelahian terjadi dan Conty Paris pun terbunuh oleh belati
Romeo. Romeo segera mendekati Juliet dan kesedihan yang teramat dalam Romeo
segera meminum racun yang telah ia bawa. Romeo mati di sebelah Juliet. Pastur
Laurence yang khawatir dengan keadaan mereka segera datang, namun kedatangannya
sudah terlambat. Sesaat Juliet terbangun dari mati pura-puranya, namun setelah
melihat Romeo mati ia segera menusuk dadanya dengan belati Romeo yang masih
berlumur darah Paris. Akhirnya berita itu terdengar oleh Tuan Capulet dan
Mountague serta Raja Escalus. Pastur Laurence pun memberikan kesaksian dan
menceritakan semuanya tentang hubungan Juliet dan Romeo selama ini. Kematian
Juliet dan Romeo telah menyadarkan hati Tuan Capulet dan Tuan Mountague. Hati
kedua keluarga pun tersadar dan segera berdamai. Mereka berjanji akan
mengabadikan pengorbanan Juliet dan Romeo dengan membuat sebuah patung sebagai
lambang cinta dan perdamaian.[3]
2. Titik Kesamaan
Terlepas dari asumsi apakah Usman
Awang dalam cerpen Uda dan Dara yang
ditulis pada tahun 1954 mendapat pengaruh dari roman Romeo Juliet karya Wiliam Shakespeare yang tulis pada tahun 1595.
Karya ini memiliki banyak kemiripan.
1)
Tema: Kisah Kasih Cinta Tak Sampai.
Dalam sebuah kisah cinta terdapat
kebagiaan juga kepahitan yang akan dirasakan bagi setiap pelakunya. Setiap
orang pastinya memilih selalu merasakan kebahagiaan, namun apa daya jika
terkadang cinta itu berakhir dengan menyedihkan. Seperti kisah Romeo Juliet yang telah melegenda karna
keabadian cinta mereka. Dalam novel ini dikisahkan kedua insan yang saling
mencintai. Kesuciaan dan kesetian cinta antara Romeo dengan Juliet tidak dapat
diragukan lagi. Tetapi kisah cinta yang mereka rajut tidak berakhir dengan
kebahagiaan. Karena keduanya terjebak dalam sebuah kematian yang memisahkan dan
membuat mereka tidak bisa bersatu selamanya. Kisah cinta serupa juga dialami
dalam cerpen Uda dan Dara. Jalinan
cinta antara Uda dan Dara yang awalnya terasa bahagia namun berakhir juga
dengan sebuah perpisahan, yaitu kematian.
Kisah kasih antara Romeo Juliet dengan Uda Dara memiliki kesamaan yaitu kisah cinta yang sama-sama
berakhir dalam sebuah kepahitan. Kematian tragis telah mengabadikan cinta suci
diantara mereka. Kedua kisah ini menceritakan cinta yang tak bisa sampai pada
ujung kebahagiaan yang abadi dalam sebuah kehidupan.
2) Konflik
Batin
Konflik yang dialami dalam kisah Romeo Juliet dengan Uda Dara yaitu sama-sama tidak bisa menyatukan cinta mereka
lantaran masalah yang disebabkan oleh masing-masing keluarga. Romeo dan Juliet
menjalin hubungan tersembunya karena permusuhan antara keluarga Romeo dan
Keluarga Juliet yang saling bermusuhan. Permusuhan itu membuat Romeo dan Juliet
melakukan pernikahan secara diam-diam. Kebagiaan tidak bisa mereka rasakan
secara penuh. Orang Tua yang memutuskan untuk menjodohkan Juliet dengan pemuda
kaya, membuat Juliet tidak mampu berbuat apa-apa. Akhirnya Juliet melakukan
rencana tersembunyi yang berujung kematian Romeo dan Juliet pun menyusulnya
dengan melakukan bunuh diri.
Hal serupa juga dirasakan oleh Uda
dan Dara. Cinta yang selama ini mereka rajut terhalang oleh keluarga yang tidak
merestui mereka. Kondisi ekonomi keluarga Uda yang miskin membuat keluarga Dara
menolak lamaran dari Uda. Uda pun memutuskan untuk pergi merantau agar bisa
mencari harta sebanyak mungkin agar bisa diterima oleh keluarga Dara. Namun
karena kondisi tubuh yang tidak kuat karena bekerja terlalu keras akhirnya Uda
jatuh sakit dan berujung kematian. Lalu keluarga Dara memutuskan untuk
menjodohkan Dara dengan pemuda kaya, tapi karena kesedihan yang mendalam yang
dialami Dara membuat ia juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.
3)
Karakter Tokoh
Novel Romeo Juliet dengan cerpen Uda
dan Dara menggambarkan karakter tokoh yang pantang menyerah. Dalam kisah
Romeo dan Juliet, meksi mereka sulit untuk menyatukan cinta mereka secara
terbuka, namun mereka tetap teguh dan mempunyai niat baik dengan mencari jalan
untuk menyatukan keluarga mereka. Meski hal itu dirasa tidak mungkin, mereka
tidak akan menyerah. Pengasingan Romeo di luar Verona tidak membuat Romeo
berputus asa, ia tetap mencari usaha untuk tetap bersama Juliet dan niat
mendamaikan kedua keluarga. Begitu juga dengan kisah Uda dan Dara, cinta yang
terhalang oleh status sosial, tidak membuat Uda menyerah. Uda berusaha untuk
tetap mempersatukan cintanya dengan Dara, Uda pergi ke kota untuk mencari
Ringgit dan emas demi bisa mempersunting Dara dan menyaingi pria yang
dijodohkan Ibunda Dara.
Selain karakter tokoh utama yang
memiliki kemiripan, terdapat pula tokoh pembantu, seperti Mak Long dan Pastor
Lorenzo. Keduanya berperan sebagai tokoh yang selalu menjadi penengah di antara
permasalahan yang muncul. Mak Long adalah orang yang dituakan di kampung,
sehingga semua orang tahu dan selalu mendengar apapun yang diucapkan Mak Long.
Sedangkan Pastor Lorenzo adalah orang yang disucikan atau orang paling
dipercaya oleh Romeo dan Juliet untuk membantu menyusun rencana agar kedua
keluarga, Romeo dan Juliet bisa berdamai.
4)
Titik beda
Selain persamaan yang terdapat dalam
cerita Romeo dan Juliet dengan Uda dan Dara, terdapat pula perbedaan
antara keduanya. Perbedaan tersebut sebagai berikut.
Ø Romeo dan Juliet berlatarkan budaya Barat, Verona,
Italia. Sedangkan Uda dan Dara
berlatarkan budaya Asia, Malaysia. Latar belakang budaya yang berbeda tentu
saja mempengaruhi penceritaan antara keduanya.
Ø Kematian
Romeo dan Juliet disebabkan oleh faktor bunuh diri. Sedangkan Uda dan Dara
meninggal karena sakit.[4]
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Membandingkan kedua novel dapat ini mengungkapkan afinitas antara dua
karya sastra, yakni novel Romeo dan
Juliet dengan cerpen Uda dan Dara.
Afinitas diungkapkan dengan cara membandingkan kedua karya sastra tersebut
dengan teori intertekstual. Dari afinitas itu, dapat diketahui bahwa terdapat
persamaan dan perbedaan diantara diantaranya persamaan tema, karakter tokoh, dan juga konflik batin.
Perbedaannya terletak pada latar belakang budaya yang mempengaruhi terciptanya
kaya sastra. Selain itu, faktor yang menyebabkan tokoh utama meninggal juga
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Awang,
Usman. 1969. Uda dan Dara. Malaysia:
Fajar Bakti Sdn. Bhd.
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan
Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi
Penelitian Sastra Bandingan.
Jakarta: Buku Pop.
Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah
Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah
Matahari: Sastra dalam Perbandingan. Surabaya: Gaya Masa.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori,
Metode, dan Teknik Penelitian Satra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Shakespeare, William. 2007. Romeo
Juliet. Diterjemahkan oleh Manda
Nilawati A. Yogyakarta: Navila.
[1]
Sapardi Djoko Damono, “Pegangan
Penelitian Sastra Banding”, (Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2005), hlm.
25.
[2]
Usman Awang, “Uda dan Dara”,
(Malayisa: Fajar Bakti Sdn. Bhd, 1969).
[3]
William Shakespeare, “Romeo Juliet”, Diterjemahkan oleh Manda
Nilawati A., (Yogyakarta: Navila, 2007).
[4]
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Satra. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 50.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar