Sabtu, 27 April 2013

TONG SETAN


DI SEBUAH pasar malam, terlihat Tong Setan. Di loketnya tertera, harga karcis Rp 5.000.
 “Pertunjukan segera dimulai!”
Orang-orang antri membeli karcis demi anaknya, karena mereka sudah tahu apa yang akan mereka lihat — tapi mereka tidak pernah tahu apa yang akan dipikirkan anaknya, seperti juga orangtua mereka dulu tak pernah tahu apa yang mereka pikirkan ketika menonton Tong Setan itu.
BERPUTAR dan berputar kedua sepedamotor itu berputar dan berputar dengan dua motoris pemberani dan jenaka yang menggebu sepanjang jalan tanpa ujung yang berputar-putar berputar-putar dan berputar-putar tanpa henti tanpa tahu kapan harus berhenti karena berputar adalah berputar dan berputar bukanlah berputar melainkan tenang-tenang saja seperti bukan berputar padahal berputar meski sebenarnya tidak berputar tapi sungguh mati tampak berputar-putar. Benarkah kedua motoris itu berputar? Di mata para motoris tidak ada yang harus tampak seperti berputar tidak ada yang harus disebut sebagai berputar-putar karena segalanya hanya lurus saja hanya lempeng saja seperti jalan tol yang lurus dan kosong hanya mereka berdua berkendara dengan santai dengan kaki di atas setang menanti lambaian uang yang kemudian memang akan terlambai-lambai minta disambar dengan santai seolah-olah para motoris duduk di kursi malas menghadap pantai dengan ombak berdebur ketika matahari membuat cakrawala keperakan di siang hari yang panas sehingga dunia tampak hanya sebagai garis-garis putih kemilau berkilau-kilau sepanjang cakrawala di mana motoris itu melaju.
Berputar dan berputar para motoris melaju dalam cakrawala melingkar membentuk tong setan di mana suara sepedamotor menderum-derum dan asap knalpot menyesakkan paru-paru membikin pusing orang banyak yang terbisingkan sekaligus terkagumkan melihat para motoris yang entah sudah makan atau belum makan karena harus berputar-putar dulu menyambar uang yang melambai-lambai seperti tangan-tangan takdir yang telah melambai-lambaikan mereka dari kota ke kota dari kampung ke kampung dari pasar malam satu ke pasar malam lain darimana peruntungan terlambai-lambai dari tangan ke tangan yang memegang uang hanya untuk mereka sambar demi kelanjutan perjalanan demi berlangsungnya perputaran dalam suatu tong raksasa yang bukan sembarang tong tetapi seperti tong di mana para motoris akan berputar-putar miring begitu rupa antara kesetanan dan dikejar setan padahal hanya bermain-main dengan setan yang ikut berputar-putar bersama motoris yang berputar-putar meski mereka hanya melaju lurus saja sebetulnya selurus-lurus cakrawala yang akhirnya berputar-putar juga.
Sebetulnya setan-setan ikut berputar di dalam tong itu, meloncat-loncat dan menari-nari, melompat ringan, melayang dan mengambang, tertawa-tawa naik turun di tengah ruang sementara para motoris berputar-putar seolah-olah kesetanan padahal hanya pura-pura kesetanan sehingga betul-betul seperti kesetanan meskipun setan yang benar-benar setan tidak pernah berputar-putar kesetanan di atas sepedamotor yang meraung-raung melaju tanpa tuju di dalam tong setan seperti itu. Setan-setan periang bergembira ria memuja bahaya yang ditempuh para motoris yang tidak merasa ada sesuatu yang betul-betul berbahaya ketika mereka melaju seperti melaju di jalan tol yang lurus dan panjang, luas dan aman, bahkan seakan begitu pelan bagaikan tarian yang paling lamban meski bisa melaju seratus kilometer per jam.
Berputar dan berputar – adakah sesuatu yang tidak berputar seperti motoris dengan tong setannya yang merasa lurus padahal berputar dan merasa berputar padahal lurus-lurus saja di atas benang cakrawala kemilau berkilau-kilau di bawah sorot lampu dan sorak-sorak hore dan lambaian tangan yang melambai-lambaikan uang? Para motoris merasa berada di tepi pantai, melaju lurus di tepi pantai dengan lidah-lidah ombak mengempas ke pantai yang basah dengan nyiur melambai dan orang-orang bersantai dengan kacamata hitam dan matanya meram dalam kehitaman tak terbayang di luar dunia terdapat para motoris yang melaju di situ-situ saja dan hanya di situ-situ saja meski mereka merasa telah mengarungi dunia sepanjang pantai melambai sepanjang uang melambai-lambai dengan asap knalpot memenuhi paru-paru membakar dan menghanguskannya sehingga bahkan setan-setan melejit meninggalkan ruang lebih suka menonton bersama penonton yang melambai-lambaikan uang.
Begitulah para motoris berputar-putar tanpa peduli ada atau tidak ada setan karena mereka lebih setan dari setan yang menggebu kesetanan tanpa satu setan pun bisa mengimbanginya kecuali cengangas cengingis dan cengengesan sebagaimana layaknya setan yang tidak bertanggungjawab atas apapun kecuali dalam kualitas godaan yang tidak punya kesempatan dalam dunia yang berputar dan terputar yang menggebu dan tergebu yang melaju dan terlaju yang melampaui dan terlampaui dalam perputaran sepedamotor yang meraung-raung sekeras-keras raungan dalam kebut-kebutan tanpa tujuan selain berputar-putar dan terputar-putar meski tong itu ternyata bukan tong melainkan jalanan mulus yang sungguh-sungguh mulus dan panjang sepanjang harapan tujuan dan impian menembus langit dan ketiadaan menuju kehampaan tiada bertuan entah di mana kiri dan kanan tak lebih dan tak kurang sebuah kesunyian sebuah kekosongan sebuah kemelompongan bagaikan tong kosong berbunyi nyaring senyaring-nyaring geberan gas yang ditancap para motoris dalam suatu penancapan gas yang melaju menuju semesta tanpa ruang tanpa waktu di langit ke tujuhratustujuhpuluhtujuh.
Para penonton di atas tong di balik pagar melihat kekosongan ruang sementara para motoris berputar-putar sambil melepaskan setang kadang tangannya disetang tetapi kakinya di atas padahal begitu miring mereka sungguh-sungguh miring berputar-putar meskipun mereka tidak merasa miring melainkan lurus-lurus saja seperti berada di jalan biasa dengan tingkah laku dan perilaku biasa saja seolah-olah mereka tidak berada di dalam tong setan yang mempersetankan segala setan yang gentayangan maupun tidak gentayangan sehingga setan-setan lebih takut kepada manusia daripada sebaliknya ketika manusia menjadi kesetanan melebihi setan yang paling setan ketika para motoris mengangkat tangan menyambar uang dengan anggun seanggun-anggun malaikat meski berada di dalam tong setan karena tong dari segala tong yang paling tong termasuk tong setan tidak harus mengubah manusia menjadi setan bahkan sebalik dan sebaiknya ia menjadi malaikat seanggun-anggun malaikat meski hanya seolah-olah seperti malaikat karena ia memang bagaikan seolah-olah terbang meski tiada bersayap melebihi malaikat yang masih memerlukan sayap-sayap keajaiban yang tergambar dan terdongengkan di segala mimpi di segala nasehat di segala kegaiban di segala sejarah. Para motoris yang tidak bersayap berputar-putar dan terbang dengan anggun menyambar lambaian uang sembari berdiri di atas motornya sambil mengembangkan kedua tangan bagaikan seorang pendakwah yang berkhotbah dengan senyuman selain memperdengarkan suara motornya yang meraung-raung meski wajah mereka sungguh berseri-seri dan sungguh-sungguh berseri dalam bahaya maut yang selalu mengancam meskipun o bagaimana mungkin malaikat maut mencabut nyawa sesama malaikat meski hanya seolah-olah malaikat karena tiada bersayap sehingga lebih hebat dari malaikat yang sayap-sayapnya berkepak tetapi rontok bulu-bulunya bertebaran sepanjang semesta?
Bulu-bulu sayap malaikat bertebaran di ruang angkasa yang hampa dan sunyi melayang-layang masuk tong setan dan berubah menjadi uang yang melejit dan melepaskan diri dari tangan penonton yang terpana melihat uang melayang-layang dalam semesta tong setan dan para malaikat yang terbang ringan seperti balon menyambarnya dengan kelambanan yang sama seolah-olah mereka memang malaikat yang menyelamatkan para motoris dari godaan uang padahal merekalah para motoris yang telah berputar dengan cepat begitu cepat mempermainkan gaya berat sehingga selamat dari kejatuhan dalam kehendak menyambar uang yang melayang-layang bagaikan bulu-bulu sayap malaikat yang rontok dan bertebaran di ruang angkasa tanpa tepi seluas-luas semesta dalam tong setan yang telah hilang lenyap dindingnya hilang lenyap buminya dan hilang lenyap langitnya menjadi gerak saja yang berputar-putar tanpa benda tanpa massa tanpa hakikat tetapi ada kadang tiada antara ada dan tiada bagaikan omong kosong dunia.
Lewat tengah malam tong setan telah menjadi kosong sekosong-kosong tong tanpa setan meski kekosongan adalah peluang setan tapi bukan dalam tong setan yang tiada pernah bersetan karena segala setan yang gentayangan yang gelandangan dalam tong setan terpersetankan tanpa khotbah tanpa dakwah tanpa kata-kata tanpa bahasa kecuali gerak dan hanya gerak yang berputar-putar dan berputar-putar bagaikan semesta yang selalu beredar.
Berputar dan berputar kedua sepedamotor itu …
DI SEBUAH pasar malam, terlihat Tong Setan. Di loketnya tertera, harga karcis Rp 5.000.
“Pertunjukan segera dimulai!”
Orang-orang antri membawa anak di bahunya. Di samping loket, para motoris terlihat masih duduk santai sambil mengobrol. Mereka tidak melihat setan maupun malaikat berseliweran di pasar malam — yang juga ikut antri untuk menonton Tong Setan.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar